Badan Eksekutif Mahasiswa institut agama Islam Imam Ghozali Cilacap baru-baru ini telah mengadakan kegiatan RAPAT KOORDINASI BEM SE JAWATENGAH yang di laksanakan di kampus IAIIG cilacap pada tanggal 23-25 Maret 2013
Badan
eksekutif mahasiswa (BEM) adalah institusi tertinggi dalam struktur
kepemerintahan mahasiswa di sebuah kampus. sebagai sebuah organisasi mahasiswa,
BEM harus mengadopsi prinsip-prinsip
pemerintah layaknya dalam sebuah negara dan dikolaborasikan dengan prinsip
pelayanan terhadap masyarakat kampus. Bem yang merupakan sarana pembelajaran
bagi mahasiswa dalam berorganisasi dan bermasyarakat, dijadikan sebagai media
untuk membentuk kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat yaitu
berorganisasi, dengan harapan agar mahasiswa mampu berinteraksi dan
beraktualisasi untuk menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih
bijaksana dalam mengatasi persoalan yang mereka hadapi.
Jawa
Tengah merupakan daerah yang menjadi pusat dari awal pengembangan peradaban dan
kebudayaan (Center of Development) di Indonesia. Letak geografis yang
menguntungkan menjadikan Jawa Tengah memiliki bermacam-macam sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan bagi penduduknya. Menurut lembaga penelitian di Bogor
pada tahun 1969 hamparan tanah diprovinsi Jawa Tengah tergolong memiliki
tingkat kesuburan yang cukup tinggi. Mata pencaharian paling banyak adalah di
sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri
(15,71%), dan jasa (10,98%).
Ditengah gemah-ripahnya
sumber daya alam yang dimiliki Jawa Tengah tidak serta merta menjadikan
provinsi ini jauh dari masalah. Masalah pemerataan pembangunan dan pendapatan
yang jauh dari harapan, biaya pendidikan yang semakin menjulang mahal,
penegakan hukum yang masih carut-marut dan masih banyak lagi. Banyak
tantangan-tantangan yang perlu mendapatkan perhatian dalam usaha membangun
peradaban di Jawa Tengah yang lebih baik.
Pertanyaan yang
kemudian muncul apabila kita ingin membangun peradaban di Jawa Tengah adalah,
apakah Jawa Tengah sudah/kurang/tidak beradab
Jika memang
peradaban di Jawa tengah kurang mengalami perkembangan peradaban yang signifikan
maka, tugas seorang mahasiswa adalah menjadi tulang punggung untuk Jawa Tengah
menjadi beradab. Namun apabila Jawa Tengah sudah beradab, tugas seorang
mahasiswa adalah menjadikannya makin beradab.
Mahasiswa merupakan
calon pemimpin yang sedang belajar di perguruan tinggi dengan melakukan
penggodokan mental intelektualitasnya baik akademik maupun leadership.
Mahasiswalah yang masih mampu melakukan perubahan dengan sifat-sifatnya yakni;
1. Makhluk independent
2. Kologialitas (persekawanan)
yang kuat
3. Melakukan perubahan sesuai dengan nature-nya.
Sehingga peran dan fungsi mahasiswa
dalam mengawal perubahan dapat disesuaikan dengan statusnya sebagai mahasiswa.
Pembangunan
Peradaban Jawa Tengah
Dalam pembangunan Peradaban
Jawa Tengah sektor yang paling urgen adalah sektor ekonomi, Pembangunan ekonomi
adalah prasyarat penting pembangunan atau restrukturisasi politik karena
sekaligus menjadi material bagi pembangunan kebudayaan dan peradaban.
Pembangunan ekonomi harus
berjalan di atas moral ekonomi yang ada. Pancasila sebagai grundnorm (norma
dasar) bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa memberikan landasan moral
dengan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kesetaraan/permusyawaratan,
dan keadilan.
Rasulullah
SAW bersabda, ”Kaum Muslim bersekutu dalam tiga perkara, yaitu padang rumput,
air, dan api.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Baihaqi). Norma-norma tersebut
kemudian secara tegas diejawantahkan dalam Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi: (1)
”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.”
Dalam ayat tiga ditegaskan lagi bahwa, ”Bumi dan
air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Kedua ayat konstitusi
ini perlu ditegaskan kembali sebagai tolak ukur pembangunan ekonomi kita dewasa
ini.
Pengembangan
Ekonomi Masyarakat
Dalam program pengembangan ekonomi
masyarakat banyak dijumpai beberapa permasalahan, diantaranya masih rendahnya
kapasitas Sumber Daya Masyarakat dan kurang mampunya membentuk kelembagan yang
dapat menjadi komunitas yang kondusif guna memajukan kegiatan usaha bersama,
serta minimnya informasi dalam pengaksesan permodalan baik melalui
program-program dana bergulir dari program pemrintah, pihak swasta maupun
pengaksesan pembiayaan atau kredit dari pihak keuangan non bank dan bank.
Hal tersebut perlu adanya
pendampingan dari pihak luar masyarakat yang memiliki kapasitas dalam bidang
pengembangan kapsitas dan paham terhadap informasi cara pengaksesan permodalan.
Dalam hal ini, Lembaga Transformasi
Masyarakat Jatrova, melalui program POS UMAT dan program-program lainnya
berusaha untuk mendampingi masyarakat dalam hal peningkatan kapsitas,
manajerial, kelembagaan, kewirausahaan dan pengetahuan tentang pengaksesan
permodalan.
Peningkatan
Kapasitas
Dalam peningkatan kapasitas harus
meliputi peningkatan kapasitas personal maupun organisasi dalam rangka
pengembangan usaha ekonomi masyarakat. Beberapa program yang akan dilakukan
adalah:
-
Memfasilitasi masyarakat dalam
meningkatan kapasitas SDM, kelembagaan CBO dan BSO dalam pengelolaan dan
peningkatan kinerja usaha ekonomi masyarakat
-
Memfasilitasi masyarakat dalam
meningkatan penguasaan teknologi, informasi dan ketrampilan
Berkaca
pada sejarah, banyak sekali rentetan perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa
dalam merespon dan mengawal pemerintah demi menegakkan keadilan bagi seluruh
masyarakat. Mulai dari gerakan boedi oetomo tahun 1908, indonesche vereeninging
tahun 1922, gerakan mahasiswa orde lama – orde baru dan kemudian taring
organisasi mahasiswa semakin memuncak pada saat Indonesia menuju reformasi
1998. Saat itu, seluruh organisasi gerakan mahasiswa bersatu menginginkan
dihapusnya rezim Suharto dan reformasi structural dalam mengatasi ekonomi
global. Dalam konteks ini amanat sosial yang diemban mahasiswa begitu berat dan
penuh dengan tantangan. Di satu sisi, mahasiswa dituntut untuk produktif dalam
hal pengetahuan kampus (akademis). Disisi lain, mahasiswa dituntut peka
terhadap persoalan sosial kemasyarakatan. Sehingga kehidupan mahasiswa harus
seirama antara kebutuhan pribadi dan sosial.
Kegiatan Seminar Nasional dan Rapat Koordinasi BEM/DEMA Se Jawa Tengah
ini. Melalui
Rekomendasi pada saat pertemuan BEM/DEMA Se Jawa Tengah di IAIIN Wali Songo
Semarang pada Tanggal 21-23 November 2012, Kemudian melalui Keputusan rapat
Pengurus BEM IAIIG Cilacap pada tanggal 3 Desember 2013.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking